Jaquet Droz Rolling Stones Dipastikan Jadi Jam Amal Paling Dicari, Kenapa bisa?

Jaquet Droz x Rolling Stones: Ketika Rock ’n Roll Menjadi Mesin Waktu

Jam Tangan Jaquet Droz Rolling Stones

Surabaya, StartFriday.Asia - Only Watch bukan sekadar lelang jam tangan. Sejak 2005, ajang amal prestisius ini sudah mengumpulkan lebih dari €100 juta untuk riset Duchenne Muscular Dystrophy (DMD)—penyakit otot langka yang banyak menyerang anak laki-laki. Setiap edisinya, Only Watch selalu jadi panggung bagi brand-brand besar untuk menampilkan karya paling eksperimental dan emosional mereka.

Di edisi 2024, sorotan jatuh pada Jaquet Droz, yang datang bukan hanya membawa jam tangan langka, tetapi sebuah pernyataan artistik. Kolaborasi dengan Rolling Stones terasa sangat personal, penuh energi, dan berbeda dari pendekatan horologi konvensional yang biasanya cenderung serius dan kaku.

Automaton: DNA Jaquet Droz Sejak Abad ke-18

Buat Jaquet Droz, automaton bukan gimmick modern. Sejak abad ke-18, keluarga Jaquet Droz sudah dikenal sebagai pionir pembuat robot mekanik yang mampu menulis, menggambar, hingga bergerak layaknya makhluk hidup—karya yang bahkan masih dikagumi sampai hari ini.

Warisan inilah yang membuat Jaquet Droz selalu berada di level berbeda saat berbicara soal jam animasi. Mereka tidak hanya membuat mekanisme bergerak, tapi menghadirkan emosi, cerita, dan rasa “hidup” di dalam dial. Itulah sebabnya, saat automaton bertemu Rolling Stones, hasilnya terasa sangat alami—bukan dipaksakan.

Satu Jam, Satu Dunia

Jaquet Droz hanya satu-satunya di dunia. Dibuat dari emas putih, berdiameter 43 mm, dan ditenagai mesin calibre 2653AT2 dengan power reserve 68 jam serta animasi yang bisa berjalan hingga 4 menit penuh—sebuah durasi yang luar biasa untuk jam automaton.

Keunikan Jaquet Droz semakin kuat karena adanya tanda tangan asli Mick Jagger, Keith Richards, dan Ronnie Wood di bagian case. Ini mengubah jam tangan tersebut dari sekadar high horology piece menjadi artefak budaya pop, menjembatani dunia jam mewah dan sejarah rock ’n roll.

Dial yang Lebih Ramai dari Backstage Konser

Jam Tangan Jaquet Droz Rolling Stones

Dial Jaquet Droz terasa seperti panggung konser mini. Setiap elemen punya cerita dan makna, bukan sekadar dekorasi. Miniatur gitar Telecaster milik Keith Richards, Gibson milik Ronnie Wood, harmonika dan mikrofon khas Mick Jagger, hingga drum set sebagai penghormatan untuk Charlie Watts, semuanya dibuat dari emas murni.

Yang membuatnya istimewa, seluruh miniatur ini dikerjakan dalam skala sangat kecil dengan tingkat detail ekstrem. Dari sudut manapun dilihat, Jaquet Droz selalu menawarkan kejutan baru—membuktikan bahwa Jaquet Droz tidak main-main soal craftsmanship.

Baca Juga: Mengapa Fossil Lebih dari Sekadar Jam Tangan Fashion?

Pilihan warna cerah pada Jaquet Droz bukan tanpa alasan. Only Watch 2024 mengusung tema yang lebih playful untuk merefleksikan dunia anak-anak—sejalan dengan misi penggalangan dana bagi riset DMD yang banyak menyerang anak laki-laki.

Jaquet Droz menerjemahkan tema ini dengan cerdas: menghadirkan nuansa ceria dan penuh semangat, tanpa mengorbankan kesan mewah. Hasilnya adalah jam tangan yang terasa emosional—menggabungkan harapan, nostalgia masa kecil, dan energi musik rock dalam satu visual.

Jam Tangan yang Bisa “Live Performance”

Tekan tombol di crown, dan Jaquet Droz berubah menjadi pertunjukan. Piringan hitam mulai berputar, logo lidah khas Rolling Stones bergerak naik-turun dan bergeser ke kiri-kanan, seolah mengikuti irama musik yang tak terdengar.

Bahkan indikator power reserve pun tidak dibuat biasa. Jaquet Droz menyulapnya menjadi tonearm turntable di posisi jam 8—detail kecil yang membuat jam ini terasa seperti alat musik mekanik, bukan sekadar penunjuk waktu.

Jaquet Droz Rolling Stones Automaton adalah perwujudan dari apa yang bisa terjadi saat horologi, seni, dan budaya pop bertemu tanpa kompromi. Ini bukan jam yang dibuat untuk pasar luas, melainkan karya yang diciptakan untuk dikenang.

Limited satu-satunya di dunia, sarat cerita, dan penuh karakter. Mahal? Sudah pasti. Tapi untuk sebuah karya yang menyatukan sejarah, musik, dan kemanusiaan—nilainya jauh melampaui angka.

Baca Juga: Masih Nyebut iWatch? Ini Alasan Apple Watch Jadi Pilihan Banyak Orang

Previous
Previous

Brand Consultant Start Friday Asia Business & Consulting Ramal Investasi Emas Potensial Bagus di 2026

Next
Next

Personal Branding Ario Bayu Wicaksono, Aktor yang Menjadikan Hidup sebagai Laboratorium