Kelompok 9 Naga, Dinasti Bisnis yang Tetap Berpengaruh dari Orde Baru hingga Era Modern
Surabaya, StartFriday.Asia - Fripiple pasti udah nggak asing sama Kelompok 9 Naga, sebutan yang melekat bagi para deretan konglomerat keturunan Tionghoa yang ada di Indonesia. Memulai bisnisnya sejak masa order baru menjadikan mereka sederetan orang berpengaruh besar dalam dunia bisnis. Meski rezim tersebut telah lama berlalu, jaringan bisnis para pengusaha ini justru semakin melebar, makin modern, dan terus menunjukkan pengaruh besar di berbagai sektor ekonomi.
Tapi, sebetulnya nggak ada pengumuman resmi atau struktur organisasi yang bener-bener ngejelasin siapa aja anggota resmi Kelompok 9 Naga. Jelas nama mereka yang “terkenal” dimana-mana bikin Fripiple nggak asing bahkan hafal siapa aja nama yang ada di lingkaran tersebut. Anthoni Salim, Sugianto Kusuma (Aguan), Tomy Winata, Thahir, Mochtar Riady, Robert Budi Hartono, Rusdi Kirana, Edwin Soeryadjaya, dan keluarga Eka Tjipta Widjaja lah jawabannya.
Nggak cuma itu, ada beberapa tokoh berpengaruh lain seperti Prayogo Pangestu, Sukanto Tanoto, dan keluarga Ciputra yang juga dikenal sangat dekat dengan Kelompok 9 Naga. Mereka hadir sebagai penggerak ekonomi yang membangun berbagai industri dari hulu ke hilir. Jelas circle ini nggak kaleng-kaleng pembahasannya!
Raksasa-Raksasa Bisnis di Balik Kelompok 9 Naga
Setiap nama di dalam Kelompok 9 Naga ini memiliki pengaruh yang tidak kecil dalam roda ekonomi Indonesia. Mereka bukan hanya pemilik perusahaan besar, tetapi penggerak utama yang menentukan arah perkembangan berbagai industri. Dari merek-merek yang kita temui setiap hari, jaringan ritel yang tersebar di sudut kota, hingga perusahaan energi dan tambang yang menopang infrastruktur nasional, jelas ada jejak mereka di setiap sudutnya. Peran mereka bukan sekadar menjalankan bisnis, tetapi menggerakkan ekosistem yang lebih besar, yang berdampak langsung pada jutaan masyarakat.
Berbagai sektor yang dikuasai Kelompok 9 Naga pun saling melengkapi, menciptakan rantai bisnis yang kokoh dan sulit tergoyahkan. Misalnya, sektor pangan yang memperkuat ketahanan konsumsi masyarakat, perbankan yang menggerakkan arus keuangan, hingga properti dan konstruksi yang membentuk wajah kota modern. Sementara itu, industri penerbangan, migas, dan energi memperlihatkan bagaimana para konglomerat ini tidak hanya bermain di tingkat nasional, tetapi juga memposisikan diri dalam peta persaingan global. Hal ini menjadikan mereka sebagai circle yang terus saling bahu membahu untuk berkembang dan menciptakan berbagai peluang dalam dunia industri. Berikut sederet konglomerat Kelompok 9 Naga:
Anthoni Salim – Pengendali Indofood & Salim Group
Salim Group juga terus memperluas pengaruhnya melalui ekspansi di berbagai sektor strategis, mulai dari agribisnis, infrastruktur, hingga investasi global. Langkah diversifikasi ini membuat kekuatan bisnis Anthoni Salim semakin mengakar, sekaligus menegaskan posisinya sebagai salah satu tokoh berpengaruh dalam jaringan Kelompok 9 Naga.
Robert Budi & Michael Hartono – Djarum Group dan BCA
Fripiple pasti udah nggak asing sama salah satu Kelompok 9 Naga yang memegang Djarum Group dan Bank BCA yang banyak dipakai. Kedua bersaudara ini dikenal sebagai orang terkaya di Indonesia, dengan pegangan besar di sektor perbankan, properti, hingga teknologi.
Aguan – Agung Sedayu Group
Sebagai pengembang proyek properti kelas premium yang menghiasi langit Jakarta, Agung Sedayu Group; yang juga kerap dikaitkan dengan Kelompok 9 Naga, pasti sudah nggak asing lagi di telinga Fripiple. Deretan proyek megahnya tersebar di berbagai lokasi strategis ibu kota, dan salah satu yang paling terkenal adalah Apartemen Taman Anggrek Residence, ikon hunian premium di Jakarta!
Tomy Winata – Artha Graha Group
Aktif di dunia perbankan, properti, keamanan, dan infrastruktur, Artha Graha Group merupakan salah satu konglomerasi besar yang kerap dikaitkan dengan Kelompok 9 Naga. Pasti Fripiple sering banget denger Sudirman Central Business District (SCBD) kan? Kawasan hits yang jadi spot foto favorit Gen Z ini ternyata merupakan salah satu properti prestisius milik Artha Graha Group.
Thahir – Mayapada Group
Siapa sih yang nggak pernah lihat atau dengar Mayapada Group? Salah satu nama yang kerap dikaitkan dengan Kelompok 9 Naga ini dikenal lewat kerajaan finansial dan jaringan rumah sakitnya yang berkembang pesat. Tapi uniknya, Fripiple, sebelum menjadi raksasa di sektor kesehatan dan perbankan, Mayapada Group justru memulai perjalanan bisnisnya dari industri manufaktur tekstil dan garmen, loh!
Rusdi Kirana – Lion Group
Fripiple yang suka travelling pasti udah hafal banget sama Pesawat Lion Air. Rusdi Kirana, sebagai tokoh besar yang mengubah wajah industri penerbangan lewat Lion Air, Lion Grup miliknya juga membawahi beberapa maskapai lain, seperti Wings Air, Batik Air, Super Air Jet, Batik Air Malaysia, dan Thai Lion Air.
Edwin Soeryadjaya – Saratoga Group
Berpusat di Jakarta, Saratoga Group menjadi salah satu investor terbesar dari Kelompok 9 Naga di berbagai sektor seperti energi, otomotif, hingga teknologi.
Prayogo Pangestu – Barito Pacific Group
Berbeda dari sebagian besar konglomerat Kelompok 9 Naga lain yang berfokus pada sektor konsumsi atau perbankan, Prayogo Pangestu membawa Barito Pacific Group menjadi salah satu raksasa di industri petrokimia Indonesia.
Sukanto Tanoto – Asian Agri/RGE Group
Sukanto Tanoto membangun RGE Group dari usaha kecil keluarga hingga berkembang menjadi salah satu jaringan perusahaan global yang beroperasi di berbagai negara. Sosok penting dalam Kelompok 9 Naga ini berhasil mendorong industri pulp dan kertas tumbuh pesat, menjadikannya salah satu yang terbesar di Asia melalui perusahaan seperti APRIL Group.
Ciputra – Ciputra Development Group
Nama Ciputra identik dengan pembangunan kota modern di Indonesia. Sebagai pelopor konsep kota mandiri, Ciputra Development Group telah mengubah wajah banyak daerah melalui proyek-proyek skala besar yang memadukan hunian, kawasan bisnis, pendidikan, hingga pusat rekreasi. Nama Ciputra sendiri juga dikenal sebagai salah satu rekanan dari Kelompok 9 Naga.
Investasi Energi Terbarukan Meningkat
Pergerakan terbaru menunjukkan bahwa beberapa konglomerat besar dalam Kelompok 9 Naga semakin agresif mengarahkan dana investasi ke sektor energi hijau. Transformasi menuju energi bersih bukan lagi sekadar tren global, tetapi sudah menjadi strategi jangka panjang untuk memastikan keberlanjutan bisnis sekaligus memanfaatkan insentif pemerintah.
Di sisi lain, Salim Group mulai memperkuat portofolio energi terbarukan mereka melalui proyek pembangkit listrik tenaga biomassa dan uji coba pemanfaatan limbah agroindustri sebagai sumber energi alternatif. Indofood dan sejumlah anak usaha lainnya bahkan mulai menerapkan standar efisiensi energi dan penurunan emisi operasional.
Barito Pacific Group, milik Prayogo Pangestu, juga menjadi salah satu pemain paling agresif dengan memperluas investasinya di pembangkit listrik tenaga panas bumi (geothermal), panel surya berskala industri, hingga kerja sama dengan perusahaan global untuk teknologi penyimpanan energi (energy storage). Langkah ini memperkuat posisi Barito sebagai salah satu penggerak energi hijau di Asia Tenggara.
Tidak ketinggalan, Royal Golden Eagle (RGE) milik Sukanto Tanoto terus memperluas proyek biomassa dan biofuel, terutama melalui anak usaha energi hijau yang fokus pada pemanfaatan limbah industri pulp & paper. Selain itu, RGE juga disebut tengah menjajaki peluang pembangunan kawasan industri rendah karbon yang ditujukan untuk menarik investor asing.
Investasi kolektif ini menunjukkan ambisi besar para konglomerat untuk menjadi pemain utama dalam green transition Indonesia.
Peluang Baru di Sektor Digital
Selain energi hijau, sektor digital menjadi target ekspansi paling cepat dari Kelompok 9 Naga. Transformasi ini didorong oleh perkembangan AI, digital banking, serta kebutuhan industrialisasi baru yang berbasis data.
Perusahaan Lippo Group ikut memperluas fokus pada ekosistem digital layanan kesehatan melalui integrasi AI untuk diagnosa awal, rekam medis terpusat, dan platform telekonsultasi. Melalui jaringan rumah sakit Siloam dan institusi pendidikan mereka, Lippo sedang membangun sistem digital berskala nasional.
Selain itu, Mayapada Group aktif mengembangkan layanan digital di sektor keuangan, termasuk integrasi payment gateway, digital lending, dan teknologi keamanan finansial berbasis AI. Ada wacana bahwa Mayapada akan mengembangkan “digital wealth management” untuk nasabah premium.
Artha Graha Group, yang dipimpin Tomy Winata pun dikabarkan tengah menjalin aliansi dengan perusahaan teknologi Asia untuk mengembangkan agritech berbasis IoT (Internet of Things). Teknologi ini memungkinkan pemantauan real-time untuk produktivitas pertanian, kualitas air, hingga pemantauan satwa di kawasan konservasi milik AG Group.
Tak hanya itu, ketiga konglomerat Kelompok 9 Naga ini disebut sedang mempertimbangkan pembentukan konsorsium digital untuk membangun pusat data (data center) berskala besar yang mendukung cloud computing nasional.
Arah Baru Pasca IKN
Pemindahan ibu kota negara ke Kalimantan Timur baru-baru ini pun membuka peluang investasi berskala raksasa, dan Kelompok 9 Naga menjadi pihak yang cukup aktif dalam merespons peluang ini. Hal ini terlihat dari Barito Pacific yang ternyata menjadi salah satu investor yang paling serius dalam proyek IKN, terutama di sektor energi dan infrastruktur. Mereka tengah menjajaki pembangunan fasilitas energi bersih, jaringan utilitas pintar (smart grid), serta pembangunan kawasan industri hijau untuk mendukung ekonomi rendah emisi di IKN.
Ditambah dengan Ciputra Development yang ikut bergerak cepat merancang konsep perumahan modern dan kawasan komersial di sekitar IKN. Fokus utamanya adalah pengembangan kota mandiri dengan standar keberlanjutan tinggi, termasuk area residensial ramah lingkungan, pusat bisnis, dan fasilitas pendidikan. Dengan pengalaman puluhan tahun membangun kota baru, Ciputra Development diprediksi akan menjadi salah satu tulang punggung pembangunan urban di wilayah penyangga IKN.
Selain dua nama tersebut, sejumlah Kelompok 9 Naga lain—termasuk Salim Group dan Lippo Group—dikabarkan tengah mempertimbangkan investasi di bidang logistik, transportasi, dan digital infrastructure untuk mendukung kebutuhan IKN sebagai kota cerdas (smart city). IKN membuka babak baru, dan Kelompok 9 Naga tampak menempatkan diri dalam posisi strategis untuk menjadi pemain utama dalam pembangunan jangka panjang Indonesia.

