Perbandingan Sistem Pendidikan di Indonesia dan India: Persamaan, Perbedaan, dan Tantangan

Struktur Pendidikan: Kurikulum dan Jenjang Sekolah

Indonesia menerapkan sistem pendidikan 12 tahun yang terdiri dari 6 tahun sekolah dasar (SD), 3 tahun sekolah menengah pertama (SMP), dan 3 tahun sekolah menengah atas (SMA/SMK). Kurikulum nasional saat ini berfokus pada Kurikulum Merdeka yang menekankan pada kompetensi, minat siswa, dan fleksibilitas.

India sebelumnya menggunakan sistem 10+2, yaitu 10 tahun pendidikan dasar dan menengah, diikuti oleh 2 tahun pendidikan pra-universitas. Namun, dengan diperkenalkannya Kebijakan Pendidikan Nasional (NEP) 2020, struktur pendidikan dirombak menjadi 5+3+3+4, yang mencakup 5 tahun pendidikan dasar, 3 tahun pendidikan menengah pertama, 3 tahun pendidikan menengah atas, dan 4 tahun pendidikan tinggi. 

Bahasa Pengantar dan Multibahasa

Di Indonesia, Bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar utama dalam sistem pendidikan formal. Penggunaan bahasa nasional ini memberikan keseragaman dalam proses belajar-mengajar di seluruh wilayah Indonesia yang memiliki keragaman etnis dan bahasa daerah. Meski begitu, beberapa sekolah internasional atau swasta mengintegrasikan bahasa Inggris sebagai bagian dari program bilingual atau pengantar utama untuk kurikulum luar negeri seperti Cambridge atau IB. Pemerintah juga mendorong pelestarian bahasa daerah melalui pelajaran muatan lokal di jenjang pendidikan dasar.

Sementara itu, India menerapkan kebijakan multibahasa yang lebih kompleks. Terdapat tiga bahasa utama yang digunakan dalam sistem pendidikan: Hindi (sebagai bahasa nasional), bahasa daerah (tergantung negara bagian), dan Bahasa Inggris. Sekolah negeri di India biasanya menggunakan bahasa daerah atau Hindi, sedangkan sekolah swasta, terutama di kota besar, lebih cenderung menggunakan Bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar utama. Hal ini menciptakan disparitas dalam kualitas pendidikan, terutama dalam hal akses terhadap sumber belajar global yang mayoritas berbahasa Inggris. Kebijakan bahasa ini juga dipengaruhi oleh keragaman linguistik India yang ekstrem, dengan lebih dari 20 bahasa resmi dan ratusan dialek.

Akses dan Ketimpangan

Akses pendidikan yang merata masih menjadi tantangan besar baik di Indonesia maupun India. Di Indonesia, meskipun program wajib belajar 12 tahun telah digalakkan, wilayah-wilayah terpencil seperti di Papua, NTT, atau Kalimantan bagian dalam masih mengalami kekurangan tenaga pengajar, infrastruktur, serta akses ke teknologi pendidikan. Pemerintah telah melakukan berbagai inisiatif seperti program Guru Penggerak, Beasiswa Indonesia Pintar (PIP), dan pembangunan sekolah berbasis digital untuk memperbaiki situasi ini, namun implementasinya belum merata.

India menghadapi masalah serupa, bahkan dalam skala yang lebih luas. Ketimpangan antara daerah urban dan rural sangat mencolok. Banyak anak-anak di pedesaan India yang tidak dapat menyelesaikan pendidikan dasar akibat kemiskinan, pekerjaan anak, serta budaya patriarki yang menghambat akses pendidikan bagi anak perempuan. Untuk menjawab tantangan ini, pemerintah India meluncurkan program seperti Sarva Shiksha Abhiyan (Pendidikan untuk Semua) dan Midday Meal Scheme (pemberian makanan gratis di sekolah) yang terbukti meningkatkan partisipasi sekolah, terutama di komunitas kurang mampu.

Tekanan Ujian dan Sistem Evaluasi

Dalam sistem pendidikan India, ujian merupakan pilar utama penilaian dan seleksi akademik. Siswa kelas 10 dan 12 menjalani Board Exams nasional yang menjadi penentu utama kelanjutan pendidikan mereka. Selain itu, ujian masuk ke institusi ternama seperti Indian Institute of Technology (IIT) atau All India Institute of Medical Sciences (AIIMS) dikenal sangat kompetitif dan hanya menerima sebagian kecil dari pelamar, menciptakan tekanan luar biasa terhadap siswa sejak dini. Hal ini memicu munculnya ribuan pusat pelatihan (coaching centres) yang berfokus pada persiapan ujian, bahkan hingga siswa sekolah dasar.

Di Indonesia, sistem evaluasi mulai bergeser dari pendekatan berbasis ujian ke pendekatan berbasis asesmen kompetensi. Ujian Nasional (UN) telah dihapus dan digantikan oleh Asesmen Nasional yang lebih menekankan pada literasi, numerasi, dan karakter siswa. Meski begitu, tekanan ujian tetap terasa terutama di tingkat akhir SMA, di mana siswa mempersiapkan diri untuk Seleksi Nasional Berbasis Tes (SNBT) guna masuk ke perguruan tinggi negeri. Sistem ini dianggap lebih adil, namun masih menyisakan tantangan dalam pemerataan mutu pendidikan yang membuat siswa di daerah tertinggal kurang mampu bersaing secara maksimal.

Peran Swasta dan Bimbingan Belajar

Sektor swasta memiliki pengaruh besar dalam pendidikan baik di India maupun Indonesia. Di Indonesia, sekolah swasta dan internasional menawarkan fasilitas dan kualitas pengajaran yang lebih tinggi dibandingkan sekolah negeri, namun dengan biaya yang relatif mahal. Selain itu, les privat dan lembaga bimbingan belajar seperti Ruangguru atau Zenius menjadi pilihan populer bagi siswa, terutama dalam mempersiapkan diri untuk ujian masuk universitas atau meningkatkan performa akademik mereka.

Di India, peran sektor swasta jauh lebih dominan, terutama dalam konteks pendidikan menengah dan tinggi. Sekolah swasta banyak dipilih karena dianggap memiliki kualitas lebih baik, terutama dalam pengajaran Bahasa Inggris dan akses terhadap teknologi. Yang menonjol adalah munculnya industri coaching centre bernilai miliaran rupee yang mempersiapkan siswa untuk ujian masuk universitas elit. Kota seperti Kota (Rajasthan) menjadi ikon "kota coaching", tempat ribuan siswa dari seluruh India tinggal hanya untuk belajar demi lolos ujian masuk IIT atau institusi kedokteran.

Meskipun memberikan kontribusi dalam peningkatan hasil akademik, dominasi lembaga pendidikan swasta juga menciptakan kesenjangan antara siswa yang mampu dan tidak mampu secara ekonomi, memperlebar jurang ketidaksetaraan akses terhadap pendidikan berkualitas.

Previous
Previous

Future of Work Summit 2025: 500+ HR Leaders Bakal Kumpul, Strategi AI, Leadership & People Analytics Siap Dibedah

Next
Next

Glosarium Branding: 14 Istilah Penting dalam Dunia Merek yang Perlu Kamu Pahami