Glosarium Branding: 14 Istilah Penting dalam Dunia Merek yang Perlu Kamu Pahami

1.Brand

Merek adalah identitas yang membedakan suatu produk, layanan, atau perusahaan dari kompetitornya. Merek mencakup nama, logo, warna, citra, suara, hingga nilai-nilai yang diasosiasikan dengan produk atau jasa tertentu. Lebih dari sekadar simbol, merek mewakili janji, reputasi, dan hubungan emosional antara bisnis dan konsumennya. Bayangkan sebuah merek sebagai jiwa dari sebuah produk atau layanan, bukan hanya soal nama atau logo, tetapi keseluruhan identitas yang menempel di benak konsumen. Merek mencerminkan janji yang ditawarkan oleh bisnis, bagaimana produk itu dirasakan, dilihat, dan diingat. Ketika kamu mendengar kata “Nike,” bukan hanya sepatunya yang terbayang, tapi juga semangat kompetisi dan slogan “Just Do It” yang begitu kuat melekat.

2.Brand Audit 

Apakah strategi merek kamu masih relevan di tengah perubahan tren pasar? Di sinilah brand audit berperan. Ini adalah semacam pemeriksaan menyeluruh dari citra merek, persepsi konsumen, hingga bagaimana posisi kamu dibandingkan kompetitor. Brand audit adalah proses evaluasi menyeluruh terhadap posisi sebuah merek di pasar. Audit ini mencakup analisis kekuatan dan kelemahan merek, persepsi pelanggan, performa kompetitor, serta efektivitas komunikasi merek. Tujuan brand audit adalah untuk mengetahui apakah strategi merek saat ini masih relevan dan efektif. Audit ini membantu bisnis mengambil keputusan yang lebih tepat untuk menjaga kekuatan mereknya.

3.Brand Due Diligence 

Brand due diligence biasanya dilakukan saat terjadi akuisisi, merger, atau investasi besar. Proses ini melibatkan penilaian menyeluruh atas nilai dan kekuatan merek yang dimiliki oleh suatu entitas. Hal ini penting agar pihak investor atau pembeli mengetahui secara akurat nilai yang akan mereka dapatkan dari merek tersebut. Sebelum membeli sebuah perusahaan atau melakukan investasi besar, investor harus tahu apa sebenarnya yang mereka beli—termasuk nilai dari mereknya. Brand due diligence adalah proses investigasi untuk menilai seberapa kuat dan berharga merek tersebut secara menyeluruh. Ini semacam uji kelayakan tapi fokus pada identitas bisnis.

4.Brand Equity 

Ekuitas merek adalah nilai tambah yang dimiliki produk atau jasa karena mereknya. Semakin kuat ekuitas suatu merek, semakin tinggi pula kepercayaan dan loyalitas pelanggan terhadapnya. Brand equity mencakup faktor-faktor seperti kesadaran merek, persepsi kualitas, asosiasi merek, dan loyalitas pelanggan.Mengapa kita rela membayar lebih untuk produk dari merek tertentu? Jawabannya ada pada brand equity atau ekuitas merek. Ini adalah nilai tambah yang dimiliki sebuah produk hanya karena label yang menempel padanya. Merek yang memiliki ekuitas tinggi biasanya sangat dipercaya, dicintai, dan diingat oleh pelanggannya.

5.Brand Licensing 

Brand licensing adalah praktik memberikan izin kepada pihak ketiga untuk menggunakan merek milik perusahaan, biasanya untuk tujuan komersial. Contohnya, perusahaan pakaian yang mendapatkan lisensi untuk menggunakan karakter film terkenal pada produknya. Strategi ini dapat memperluas jangkauan pasar tanpa perlu mengembangkan produk sendiri. Pernah melihat baju anak-anak bergambar karakter Disney? Itulah contoh brand licensing. Perusahaan pakaian mendapatkan izin untuk memakai karakter terkenal di produk mereka. Strategi ini memperluas jangkauan merek tanpa harus membuat produk baru sendiri, sekaligus memberikan keuntungan pada pemilik merek.

6.Brand Name

Nama merek adalah elemen verbal yang mewakili identitas produk atau perusahaan. Nama merek yang baik mudah diingat, mencerminkan nilai perusahaan, dan relevan dengan target audiens. Pemilihan nama merek yang tepat bisa menjadi faktor pembeda yang signifikan di pasar. Nama merek bukan sekadar label, tapi pintu masuk pertama konsumen untuk mengenali siapa kamu. Nama yang tepat akan mudah diingat, mencerminkan nilai merek, dan langsung klik dengan audiens target. Ini adalah bagian penting yang bisa membuat perbedaan besar dalam keberhasilan pemasaran.

7.Brand Strength

Kekuatan merek mengacu pada seberapa baik kinerja suatu merek dalam aspek-aspek seperti loyalitas pelanggan, kesadaran pasar, dan kualitas persepsi. Merek yang kuat cenderung lebih tahan terhadap tekanan kompetitif dan memiliki nilai komersial yang tinggi. Seberapa kuat posisi merek kamu di pasar? Brand strength menjawab ini dengan melihat berbagai faktor seperti loyalitas pelanggan, kesadaran merek, hingga persepsi kualitas. Merek yang kuat akan lebih tahan banting terhadap persaingan dan cenderung terus berkembang seiring waktu.

8.Brand Strength Index (BSI)

BSI adalah alat ukur kuantitatif yang digunakan untuk menilai kekuatan merek berdasarkan berbagai indikator seperti investasi pemasaran, ekuitas pemangku kepentingan (stakeholder equity), dan performa bisnis. Nilai BSI membantu perusahaan memahami di mana posisi mereknya dibandingkan dengan pesaing. Dengan BSI, perusahaan dapat memetakan kekuatan dan potensi pertumbuhan merek secara lebih objektif.

9.Brand Valuation Methods 

Metode penilaian merek adalah cara-cara untuk menghitung nilai finansial suatu merek. Umumnya ada tiga pendekatan utama:

  1. Pendekatan Biaya: Menghitung nilai berdasarkan total biaya yang telah dikeluarkan untuk membangun merek.

  2. Pendekatan Pasar: Menggunakan data pasar dan perbandingan dengan merek sejenis.

  3. Pendekatan Pendapatan: Mengestimasi nilai merek berdasarkan arus kas atau keuntungan masa depan yang dihasilkan merek.

10.   Brand Value

Nilai merek merujuk pada nilai moneter dari sebuah merek sebagai aset bisnis. Nilai ini memperhitungkan kekuatan merek, pengaruhnya terhadap keputusan pembelian, dan kontribusinya terhadap pendapatan perusahaan. Ini bukan cuma angka di atas kertas, tapi benar-benar mencerminkan seberapa besar pengaruh merek dalam mendorong pembelian dan menciptakan keuntungan. Nilai ini penting untuk perusahaan besar dalam laporan keuangan mereka.

11. Brand Value Added

Apa bedanya produk bermerek dan yang tidak? Brand value added adalah jawaban singkatnya. Brand value added adalah nilai tambahan yang diberikan oleh merek terhadap produk atau layanan dibandingkan dengan produk serupa yang tidak bermerek. Semakin tinggi nilai tambah ini, semakin besar pengaruh merek dalam membentuk persepsi dan keputusan konsumen.

12. Brand Beta 

Brand beta adalah indikator volatilitas atau sensitivitas nilai merek terhadap perubahan pasar secara keseluruhan.  Merek dengan beta tinggi lebih rentan terhadap krisis atau tren yang berubah cepat. Sebaliknya, brand beta rendah menandakan merek yang lebih stabil dan tahan lama dalam berbagai kondisi ekonomi.

13. Brand Business 

Brand business adalah seluruh aktivitas bisnis yang bertumpu pada kekuatan merek. Ini mencakup model bisnis, strategi pemasaran, pengembangan produk, hingga pengalaman pelanggan semuanya dirancang untuk memperkuat dan mengoptimalkan nilai merek. Ketika merek menjadi inti dari seluruh operasional, maka bisnis pun lebih fokus dan punya arah yang jelas.

14. Capital Asset Pricing Model (CAPM)

CAPM adalah model keuangan yang digunakan untuk menentukan tingkat pengembalian (return) yang diharapkan dari suatu aset berdasarkan risiko sistematisnya. Dalam konteks valuasi merek, CAPM sering digunakan untuk menghitung biaya modal (cost of capital) dan memperkirakan nilai ekonomi merek sebagai bagian dari total aset perusahaan.

Previous
Previous

Perbandingan Sistem Pendidikan di Indonesia dan India: Persamaan, Perbedaan, dan Tantangan

Next
Next

Top CEO Dunia Asal India dan Indonesia: Siapa Saja Mereka?