Personal Branding Patrick Sugito Walujo, CEO PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO)

Turun Gunungnya Seorang Investor Besar

CEO GOTO Patrick Suguto Walujo

Surabaya, StartFriday.Asia - Berawal sebagai investor dan kemudian naik menjadi CEO, perjalanan Patrick Sugito Walujo merupakan jadi momen paling menarik dalam ekosistem teknologi Indonesia loh Fripipel. Banyak pihak yang menyebut kehadirannya sebagai langkah “turun gunung” seorang pemain besar yang selama ini beroperasi di balik layar. Patrick Sugito Walujo bukan sekadar datang untuk menggantikan manajemen, tetapi untuk mengambil alih kemudi di saat GOTO membutuhkan arah baru. Keputusannya menerima posisi CEO dianggap sebagai sinyal kuat bahawa perusahaan memasuki fase transformasi besar-besaran.

Penunjukannya melalui RUPS Juni 2023 memperkuat narasi bahawa manajemen GOTO membutuhkan pemimpin dengan perspektif finansial dan disiplin strategis yang kuat. Sebagai menantu taipan T.P. Rachmat dan tokoh kunci di Northstar Group, Patrick Sugito Walujo memiliki posisi unik: ia memahami GOTO sebagai investor, sekaligus mengevaluasi perusahaan dari sudut pandang operator. Perspektif ganda inilah yang membuat langkahnya banyak dipandang sebagai pilar perubahan besar GOTO.

Fokus Baru: Efisiensi dan Disiplin Biaya

Sesaat setelah resmi memimpin, Patrick Sugito Walujo langsung menunjukkan arah baru perusahaan: efisiensi, fokus, dan disiplin. Ia tidak ingin GOTO terpaku pada cerita pertumbuhan cepat yang selama bertahun-tahun menjadi mantra perusahaan teknologi. Buat Patrick, “bertumbuh dengan membakar uang” sudah selesai, dan kini waktunya GOTO beroperasi dengan kesadaran penuh terhadap kesehatan finansial jangka panjang. Narasi ini menjadi pijakan strategi baru perusahaan. Kebayang nggak sih perubahan besarnya Fripipel?

Salah satu keputusan besar yang mencerminkan arah baru ini adalah keputusan keluar dari bisnis hiburan digital. Dalam earning calls Q2 2023, Patrick Sugito Walujo dengan tegas menyatakan bahawa GOTO akan melepaskan GoPlay kerana tidak lagi menjadi bagian inti strategi. Langkah ini dieksekusi cepat dengan penjualan GoPlay kepada Edy Sulistyo. Keputusan tersebut dianggap sebagai simbolisasi bahwa GOTO kini tidak lagi ingin membawa beban bisnis non-esensial.

Pemangkasan Struktur dan Penghematan Besar

Transformasi GOTO juga melibatkan keputusan sulit yang menyentuh struktur internal. Pemangkasan tenaga kerja hingga 24 persen pada akhir 2022 sudah merupakan langkah yang berat untuk perusahaan sebesar GOTO. Namun, penyusunan ulang organisasi ini dianggap perlu untuk memastikan GOTO dapat bergerak lebih ringkas dan efisien. Patrick Sugito Walujo melanjutkan proses ini dengan pendekatan yang lebih sistematis, memastikan setiap bagian perusahaan berada pada posisi yang memberikan nilai strategis.

Selain itu, Patrick Sugito Walujo memperketat biaya operasional non-personel hingga 10 persen. Penghematan ini bukan hanya angka — Rp1 triliun per tahun — tetapi representasi dari kultur baru: setiap pengeluaran harus terukur, tepat sasaran, dan mendukung visi jangka panjang. Langkah-langkah penghematan ini menjadi fondasi bagi GOTO untuk kembali bernapas, menurunkan tekanan finansial, dan mengatur ulang jalan menuju profitabilitas.

Baca Juga: Service Branding Jadi Fondasi Reputasi Bisnis Modern: Begini Bedanya dengan Online Branding, Offline Branding, dan Co-Branding

Sinyal Pemulihan Mulai Terlihat

Setelah serangkaian langkah restrukturisasi, dampak positif mulai terlihat dalam laporan keuangan. Pada semester pertama 2023, pendapatan bersih GOTO melonjak 102 persen YoY menjadi hampir Rp6,88 triliun. Lonjakan ini menjadi bukti bahawa fokus pada bisnis inti — transportasi, e-commerce, dan layanan keuangan — mampu menghasilkan pertumbuhan pendapatan yang solid tanpa ekspansi agresif. Ini menjadi pertanda bahwa arah baru perusahaan mulai memberikan hasil nyata dibawah pimpinan Patrick Sugito Walujo.

Pengendalian biaya juga berdampak signifikan terhadap penurunan kerugian. Patrick Sugito Walujo mengatakan dari Rp13,65 triliun menjadi Rp7,16 triliun, GOTO berhasil mengurangi defisit hampir setengahnya. Walaupun angka kerugian masih besar, tren positif ini menjadi sinyal penting bagi investor dan pasar bahwa strategi pemulihan GOTO bekerja. Untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun, perusahaan menunjukkan bahwa profitabilitas bukan lagi mimpi, tetapi sesuatu yang dapat dicapai dengan disiplin dan konsistensi.

Perspektif Investor Jangka Panjang

Sebagai Co-founder dan Managing Partner Northstar Group, Patrick Sugito Walujo membawa perspektif investor jangka panjang ke dalam tubuh perusahaan. Ia melihat GOTO bukan hanya sebagai entitas operasional yang harus membukukan profit, tetapi sebagai ekosistem digital yang harus terus tumbuh secara sehat dan berkelanjutan. Perubahan arah ini mencerminkan pemahaman mendalamnya tentang dinamika industri teknologi global, yang kini menuntut profitabilitas lebih cepat daripada sebelumnya.

Patrick Sugito Walujo sering menekankan bahwa tujuan GOTO bukan hanya mencapai titik impas, tetapi menghasilkan pertumbuhan berkelanjutan yang benar-benar menguntungkan. Ini menciptakan paradigma baru di dalam perusahaan: mengejar kualitas pertumbuhan, bukan sekadar kuantitas. Fokus pada unit ekonomi, efisiensi, dan keberlanjutan menjadi landasan utama strategi jangka panjang GOTO — berbeda jauh dari pendekatan “membakar modal untuk skala” yang pernah mendominasi perusahaan teknologi Asia Tenggara.

Menuju Fase Kedewasaan Perusahaan Teknologi

Dengan langkah-langkah transformasi yang telah diambil, GOTO kini memasuki fase kedewasaan. Tidak lagi berdiri sebagai simbol startup unicorn yang membakar uang, perusahaan ini perlahan berubah menjadi perusahaan digital yang lebih realistis, fokus, dan stabil. Proses ini tidak terjadi dalam semalam, tetapi terlihat jelas bahwa arah yang ditempuh Patrick Sugito Walujo mulai membawa perusahaan ke posisi yang lebih solid. Pasar pun mulai merespons dengan lebih positif terhadap strategi perusahaan.

Namun perjalanan menuju profitabilitas tidak mudah dan tidak instan. Ekosistem teknologi bersaing ketat, dan perubahan struktural membutuhkan waktu untuk menunjukkan hasil penuh selama Patrick Sugito Walujo memimpin. Meski demikian, langkah-langkah wajib telah dilakukan. Dengan disiplin operasional, konsolidasi bisnis inti, dan komitmen kuat pada efisiensi, GOTO kini berada di jalur yang jauh lebih jelas dibanding beberapa tahun sebelumnya. Transformasi ini menunjukkan bahwa perusahaan digital pun dapat bertumbuh secara matang dan berkelanjutan.

Baca Juga: Personal Branding Prilly Latuconsina sebagai Aktris, Pebisnis, dan Influencer

Previous
Previous

Jam Tangan dari Erafone, Memang Ada? Ini Penjelasannya

Next
Next

Rado Menguat di Pasar Global Berkat Inovasi Material dan Desain Timeless